Home
PERAN KOMUNIKASI ROSULULLAH DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PERAN KOMUNIKASI ROSULULLAH DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Oleh: Iman Surya Duta

Abstrak

Tulisan ini akan membahas tentang peran Rosulullah SAW dalam komunikasi dan pendidikan Islam. Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu pilar pendidikan karakter yang paling utama. Pendidikan karakter akan tumbuh dengan baik jika dimulai dari tertanamnya jiwa keberagamaan pada anak, oleh karena itu materi PAI disekolah menjadi salah satu penunjang pendidikan karakter. Melalui pembelajaaran PAI siswa diajarkan aqidah sebagai dasar keagamaannya, diajarkan al-Quran dan hadis sebagai pedoman hidupnya, diajarkan fiqih sebagai rambu-rambu hukum dalam beribadah, mengajarkan sejarah Islam sebagai sebuah keteladan hidup, dan mengajarkan akhlak sebagai pedoman prilaku manusia apakah dalam kategori baik ataupun buruk. Oleh sebab itu, tujuan utama dari Pembelajaran PAI adalah pembentukan kepribadian pada diri siswa yang tercermin dalam tingkah laku dan pola pikirnya dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, keberhasilan pembelajaran PAI disekolah salah satunya juga ditentukan oleh penerapan metode pembelajaran yang tepat.

Kata kunci : Berkomunikasi, Pendidikan Agama Islam (PAI)

A. Pendahuluan

Pendidikan Islam bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis Nabi SAW bertujuan untuk membentuk manusia seutuhnya,yakni manusia beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta untuk memelihara nilai-nilai kehidupan sesama manusia agar dapat menjalankan seluruh kehidupannya sebagaimana yang telah ditentukan allah dan rasul-Nya, demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Untuk memahami hakikat pendidikan Islam, maka harus memahami unsur historis pendidikan Islam itu sendiri.Mempelajari sejarah pendidikan Islam sangatlah penting terutama bagi pelajar-pelajar agama Islam dan pemimpin-pemimpin Islam pada era globalisasi seperti saat sekarang ini. Dengan mempelajari sejarah pendidikan Islam akan dapat mengetahui sebab kemajuan maupun kemunduran Islam baik dari cara pendidikannya maupun cara ajarannya. Mempelajari sejarah pendidikan Islam harus bermula dari generasi pertama yaitu pendidikan Islam pada zaman Nabi Muhammad saw dan masa khulafaurrasyidin.

Pendidikan pada masa Rasulullah(610-632 M)ketika di Makkah, bertempat di rumah Rasul sendiri, rumah al-Arqam bin Abi Arqam, kuttab (rumah guru, halaman/pekarangan mesjid), Inti materi yang diajarkan: keimanan, ibadah dan akhlak, juga baca-tulis dan berghitung untuk tingkat dasar, al-Quran, dasar-dasar agama untuk tingkat lanjut. Guru disebut mu’allim atau mu’addib, serta tidak dibayar, dan bagi tingkat dasar gurunya non muslim. Pada saat Islam datang hanya 17 orang Qurasy yang bisa baca tulis. Di Madinah tempat belajar ditambah mesjid, materi yang diajarkan ditambah; pendidikan kesehatan dan kemasyarakatan. Sistemnya halaqah. Metodenya; tanya-jawab, demontrasi dan uswah hasanah, murid disebut dengan ashhabush shuffah (Nizar, 2007: 5-22, dan Asari, 1994: 27).

Pendidikan pertama yang dilakukan Nabi, ialah memperkuat persatuan kaum muslimin dan mengikis habis-habisan sisa-sisa permusuhan persukuan. Lalu nabi mempersatukan dua orang. Mula-mula di antara sesama Muhajirin, kemudian di antara Muhajirin dan Anshar. Dengan lahirnya persatuan itulah persaudaraan kaum muslimin bertambah kokoh.

B. Konsep Berkomunikasi

Rasulullah SAW adalah seorang komunikator yang handal. Seorang teladan luar biasa yang sepantasnya kita tiru. Berikut ini adalah beberapa tips yang diangkat dari teladan beliau dalam berkomunikasi:

1. Rasulullah SAW adalah sosok yang fasih berbicara. Sedikit bicara namun penuh makna,mudah dimengerti, dan tidak menyinggung perasaan orang yang diajak berbicara.

2. Ketika ada yang salah dan harus dihukum, maka hukumlah dengan adil tanpa harus menghinakannya.

3. Berikan motivasi perbaikan diri kepada orang yang dihukum dan sudah menysali kesalahannya, bukan malah menghina atau mencemoohnya.

4. Berkatalah yang baik ketika mendapat musibah. Lakukan introspeksi. Tidak menyalahkan siapapun apalagi menghujat Allah SWT.

5. Berkatalah yang baik atas orang yang sudah meninggal, kecuali untuk penulisan sejarah, boleh ditulis sewajarnya berdasarkan fakta yang ada.

6. Rasulullah berpesan kepada perempuan untuk berbicara dengan cara yang baik dengan tidak mempermainkan suaranya

7. Berdakwah dengan cara yang terbaik yaitu dengan lemah lembut. Kalaupun harus berdebat, lakukan dengan cara yang paling baik.

Berkomunikasi kepada siapapun beliau sangat berhati-hati dalam mengeluarkan tiap patah kata. Kepada orang yang lebih tua, Rasulullah sangat menghormati, dan kepada yang lebih muda, Rasulullah menyayangi. Apalagi kepada anak kecil, beliau sangat menyukai mereka. Bahkan ketika beliau bersama anak-anak kecil, beliau ikut bermain dengan mereka. Begitu sangat rendah hati rasulullah dalam hal mendidik orang-orang disekitarnya. Ada bermacam-macam komunikasi yang dilakukan Rasulullah dalam menyampaikan dakwah, mendidik lingkungan. keberhasilan Rasulullah SAW mendidik para sahabat menjadi generasi terbaik, tak terlepas dari sistem dan metoda mendidik yang digunakan. Ada enam pilar yang menjadi tumpuan Rasulullah SAW mendidik para sahabatnya yaitu lemah lembut, memberi pujian, memperhatikan waktu, bertahap, argumentasi yang jelas dan mengurangi kesenjangan antara guru dan murid. Dalam dewasa ini, yang dibutuhkan oleh peserta didik dan pendidik harus melengkapi satu sama lain. Saling memahami antara satu dengan yang lainnya, agar tidak terjadi hilang komunikasi. Komunikasi yang salah di antara anak didik dan pendidik akan mengakibatkan kesenjangan sosial, kelirunya pemahaman pada ilmu, dan berimbas pada buruknya pempraktekkan.

C. Kesimpulan

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

Sangat jelas dari ayat tersebut dapat di fahami dengan makna, Rasulullah adalah Manusia paling sempurna dan pilihan Allah. Beliau adalah bak cahaya yang memancarkan kasih sayangnya. Beliau yang membawa zaman kegelapan, zaman kebodohan dan kerusakan, menuju zaman terang benderang dengan agama Islamnya. Rasulullah adalah sosok yang sangat penuh kelemahlembutan. Kepada siapa saja beliau mau mengulurkan tangan. Kepada orang muslim dan mukmin beliau sangatlah lemah lembut, namun dengan orang kafir beliau sangat tegas. Semua orang yang berada di samping beliau kan merasa tenang dan tentram. Para sahabat, isteri-isteri, anak-anak beliau, sangatlah kagum dengan Nabi utusan terakhir itu. Sampai-sampai orang-orang yang memusuhi sifat dan akhlak beliau yang begitu sangat mulia.

Keteladanan beliau pada masa kepemimpinannya yaitu seperti saat beliau memimpin pasukan perangnya dengan langsung. Beliau menjadi panglima peperangan melawan orang kafir. Dalam memimpin, beliau tidak egois memikirkan kepentingan sendiri atau bahkan jika da permasalahan untuk strategi perang, beliau mengumpulkan tokoh-tokoh agama lain atau para pasukan untuk mencari jalan keluar agar perang berjalan sukses dan lancar. Pada masa kepemimpinan beliau, komunikasi yang beliau jalin dengan para sahabat sanagtlah dijalin. Dakwah-dakwah yang beliau sampaikan kepada sahabat yang awal mula hanya secara diam-diam, kemudian menjadi dakwah terang-terangan. Dalam dakwah, Rasulullah menyampaikan dengan penuh keyakinan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/shintaalynia/artikel-pendidikan-islam_556562a95f23bde43a6963c3https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/195611-ID-pembentukan-karakter-melalui-pendidikan.pdf&ved=2ahUKEwj8vafT85TtAhUXfisKHQbZCagQFjAAegQIFBAB&usg=AOvVaw3SduNDlysv7ZllHv2i9Bc7

3 Comments

Leave a Comment

*

*