Pendidikan dalam term Islam menggunakan istilah tarbiyah. Kata ini kalau kita rujuk dalam kamus bahasa arab berasal dari tiga akar kata yaitu :
Pertama : Rabaa – Yarbuu ( يربو – ربا ) yang artinya “berkembang” dan “bertambah”, sebagaimana firman Allah :
“Dan sesuatu (riba) yang kamu berikan agar kamu bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak akan menambah pada sisi Allah……”
( QS. Ar Ruum : 39)
Kedua : Rabiya – Yarbaa ( ربي – يربى ) yang berarti ”tumbuh” dan ”berkembang” sebagaimana perkataan Ibnul al Arobi sebagai berikut:
“Barang siapa yang bertanya tentang aku sesung-guhnya tempat tinggalku di mekah dan di sanalah aku tumbah besar.”
Ketiga : Rabba – Yarubbu ( رب – يرب ) yang berarti ”memperbaiki”, ”mengurusi kepentingan”, ”mengatur”, ”menjaga dan memperhatikan” sebagaimana ungkapan Hasan bin Tsabit yang diterangkan oleh Ibnu Manzhur.
Secara terminologi pengertian pendidikan / tarbiyah adalah :
“Cara ideal berinteraksi dengan fitrah manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung sesuai dengan sistem dan strategi yang khas untuk memproses perubahan (mendesain) manusia menuju kondisi lebih baik.”
Kalau kita perhatikan pengertian pendidikan di atas akan timbul beberapa pertanyaan, “Bagaimana cara yang ideal itu ?” “Siapakah yang telah melakukan dengan cara yang ideal ?” “Darimana kita dapatkan referensinya ?”
Tentu cara yang paling ideal adalah cara-cara yang diajarkan Allah Subhanahu Wa ta’ala kepada Nabi-Nya (sejak zaman Nabi Adam Alaihissalam) khususnya Nabi Muhammad Shollallohualaiwasallam,al-Murobbi al-hakiki al-Mutlaki Allohu Taala .Kemudian cara yang diajarkan Nabi kepada para Shahabatnya. Secara umum hal tersebut terdapat dalam Al Qur’an sedang-kan secara khusus terdapat dalam Hadits beliau sedangkan secara praktis bisa dieksflor dalam Sirah Nabawiyahnya. Kita tidak mungkin mampu melakukan proses pendidikan dengan ideal kecuali dengan mengikuti manhaj (pola dasar) para Nabi. Itulah arti ungkapan Syeh Syauki yang berbunyi :
كادالمعلم ان يكون رسولا
“Hampir-hampir guru itu seperti Rosul”
Keberhasilan Nabi Muhammad Shollallohualaiwasallam dan para Shahabat dalam mendidik manusia sangat luar biasa. Seorang kaisar Romawi mengakui ”keajaiban ini” dengan ungkapan polosnya :
”Adalah Rustum apabila melihat muslimin sholat berkata :”Umar telah merobek-robek (memakan) hati kami, karena telah mengajarkan anjing padang pasir menjadi manusia-manusia yang beradab.”
Seperti kita ketahui bersama, kondisi masyarakat Arab saat itu sangat biadab sehingga diibaratkan seperti “anjing padang pasir.” Bahkan Al Qur’an melukiskan kerimbaan masyarakat Arab pada saat itu lebih ganas dari sekedar anjing padang pasir.
Allah Taala berfirman :
“dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apa mereka dibunuh ?”
(QS. At Takwir : 8-9)
Demikian Rosulullah Shollallohualaihiwasallam telah berhasil mendidik masya-rakat Arab yang sangat biadab menjadi masyarakat yang sangat ideal yaitu ”Masyarakat Madani Madinah.”
Berawal dari pemahaman terhadap Al Qur’an dan As Sunnah sebagai konsep ideal, Rosulullah Shollallohualaihi wasallam sebagai figur pendidik ideal dan para Shababat Rodiyalluanhum sebagai proto type masya-rakat ideal, maka sudah waktunya bagi kita untuk kembali membangun peradaban ummat ini dengan membangun dunia pendidikan sebagai prioritas utama. Dan dalam rangka mem-perbaiki sistem pendidikan ini maka yang membutuhkan prioritas penanganan paling utama adalah pembangunan Sumber Daya Manusia.
Artikel ditulis oleh Drs. Kastori
Islam adalah solusi. Allohu akbar
Maasyaallah Terimakasih ilmunya
Pendidikan solutif warisan para nabi💫💥
MaasyaAllah
Barokalloh. ilmunya bermanfaat 🙏
Barokallah, sangat bermanfaat
🙏👍🏻✨
Masyaallah… Semangat untuk para guru, semoga menjadi amal jariyah atas ilmu dan juga atas kesabarannya…Aamiin
8 Comments