Home
PENDIDIKAN ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

PENDIDIKAN ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

Dewasa ini, persoalan lingkungan hidup kembali menjadi sorotan dunia. Perhatian dunia terhadap persoalan lingkungan terkait dengan meningkatnya gas rumah kaca yang berdampak kepada meningkatnya pemanasan global (global warming). Hutan tropis Indonesia adalah rumah dan persembunyian terakhir bagi kekayaan hayati dunia yang unik. Keanekaragaman hayati yang terkandung di hutan Indonesia meliputi 12% spesies mamalia dunia, 7,3% spesies reptil dan amfibi, serta 17% spesies burung dari seluruh dunia. Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Berdasarkan data FAO tahun 2010. Sayangnya, kerusakan hutan di tanah air cukup memprihatinkan. Berdasarkan catatan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, sedikitnya 1,1 juta hektar atau 2% dari hutan Indonesia menyusut tiap tahunnya.

Kerusakan atau ancaman yang paling besar terhadap hutan alam di Indonesia adalah penebangan liar, alih fungsi hutan menjadi perkebunan, kebakaran hutan dan eksploitasi hutan secara tidak lestari baik untuk pengembangan pemukiman, industri, maupun akibat perambahan. Kerusakan hutan yang semakin parah menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem hutan dan lingkungan disekitarnya. Contoh nyata yang frekuensinya semakin sering terjadi adalah konflik ruang antara satwa liar dan manusia. Oleh karena itu, relasi manusia dengan lingkungannya hendaknya dibangun secara harmonis dan saling melengkapi. Namun ironinya, hubungan harmonis antara manusia dan lingkunganya belum mampu terwujud akibat ulah manusia yang serakah. Sesungguhnya manusia sudah diingatkan untuk tidak membuat kerusakan di muka bumi, karena manusia diciptakan salah satunya bertujuan untuk memakmurkan bumi, sehingga manusia diciptakan sebaik -baiknya makhluk, namun juga memiliki potensi untuk menjadi sebaliknya.

Islam sebagai agama yang tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Khaliqnya, akan tetapi juga hubungan manusia dengan sesama makluk, sesungguhnya telah memiliki landasan normatif baik secara implisit maupun eksplisit tentang menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Misal, tentang tugas melestarikan lingkungan hidup yang merupakan manifestasi iman (lihat, QS. Al-A’raf [7]: 85), merusak lingkungan merupakan sifat orang-orang munafik (lihat, QS. Al-Baqarah [2]: 205), alam semesta merupakan anugerah dari Allah SWT untuk manusia (lihat, QS. Luqman [31]: 20; QS. Ibrahim [14]: 32-33), manusia adalah khalifah untuk menjaga kemakmuran lingkungan hidup (lihat, QS. Al-An’am [6]: 165), dan kerusakan yang terjadi di muka bumi akibat dari ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab (lihat, QS. As-Syuura [42]: 30; QS. Al-A’raf [7]: 56). Maka dari itu lah Islam berbicara mengenai hidup serta kehidupan secara umum dan mendasar, meliputi seluruh alam semesta dulu dan masa yang akan datang.

Perubahan paradigma dalam elemen-elemen kehidupan terlebih dalam pendidikan diyakini sebagai suatu keharusan dalam rangka mempertimbangkan perkembangan sofistikasi lingkungan hidup dan sebagai upaya strategis-ideologis untuk meningkatkan kapasitas pemahaman yang pada giliranya dapat membentuk kesadaran baru. Kesadaran yang dapat mendorong bagi mereka, baik secara individual atau kelompok memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan watak yang berpihak pada keseimbangan ekosistem.Model pendidikan alternatif yang dapat kita kembangkan adalah membangun “madrasah adiwiyata”—madrasah peduli dan berbudaya lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas, pengetahuan, dan pemahaman tentang pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup dalam pembangunan berkelanjutan melalui dunia pendidikan. Madrasah Adiwiyata merupakan sarana yang tepat dan ideal, untuk mewujudkan tanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH). Madrasah/sekolah merupakan tempat memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma, serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dalam menuju cita-cita pembangunan berkelanjutan. Melalui tata kelola madrsah/sekolah yang baik dapat mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Ustadzah Tya

16 Comments

Leave a Comment

*

*