Kehadiran anak berkebutuhan khusus bukanlah suatu musibah melainkan amanah dari Alloh Subhana wa ta’ala. Orangtua, keluarga dan masyarakat harus bertanggung jawab untuk memenuhi hak-haknya. Atas pertimbangan tersebut, maka perlu dilakukan upaya penanganan anak berkebutuhan khusus, sebagai salah satu langkah pemenuhan hak dasar anak yang meliputi hak untuk hidup, hak tumbuh dan berkembang secara optimal, hak berpartisipasi sesuai minat dan potensi yang dimilikinya dan hak tertinggi dari segala tindak kekerasan, diskriminasi, penelantaran dan perlakukan salah.
Anak berkebutuhan khusus (ABK)/Disabilitas adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi dan fisik. Karena karakteristiknya berbeda maka penangananpun berbeda.
Orang tua perlu mengenali pada kategori mana anak menyandangnya karena akan menjadi kemudahan dalam penanganan. Dalam islam solusi untuk ABK itu berbagai macam dan harus disadari kembali apapun kondisi anak merupakan karunia Alloh Subhana wa Ta’ala.
Qs Al Kahfi : 37 : Maka pastilah ia memberikan kelebihan manusia dibandingkan makhlukNya yang lain, Qs Az Zumar : 18 : Alloh berikan kelebihan berupa akal, Qs At Taghaabun : 15 : Harta dan anak-anakmu adalah ujian merupakan salah satu kedudukan anak bagi orangtua, Qs Al A’raf : 172 : Mengambil kesaksian terhadap Alloh.
Ayat-ayat tersebut diantaranya memberikan bukti kebesaran Alloh akan penciptaan-Nya, sehingga ketika diberikan karunia anak-anak berkebutuhan khusus harus tetap mensyukuri dan upaya mengoptimalkan kehidupannya merupakan sarana jalan lapang ke syurga.
Dalam berbagai cara terapi untuk menangani permasalahan anak-anak berkebutuhan khusus dan kebanyakan terapi yang digunakan berdasarkan penelitian adalah penerapan Barat (Diet, ABA, Terapi okupasi, Fisioterapi, Sensory integration, Terapi wicara, Biomedik, Terapi listrik dan Gelombang Sonar,dll) maka banyak orangtua justru mendatangi psycholog non muslim. Melupakan bahwa sebagai orang muslim sumber informasi kebenaran (Al Furqon), Penyembuh (Syifa’), Rahmat dan Nasihat (Mauidzah). Dan Al Qur’an dapat digunakan sebagai terapi ABK dengan karakteristik lain yaitu sebagai PENGHAFAL AL QUR’AN.
Salah satu cara terapi didalam islam adalah membaca Al Qur’an bagi ABK dengan membiasakan anak untuk selalu mendengarkan ayat-ayat Al Qur’an. Mendengarkan Al Qur’an dapat melembutkan sekaligus obat hati bagi siapapun yang mendengarkannya termasuk pada ABK.
Qs Yunus : 57 : Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari TuhanMu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman, Qs AAl Israa’ : 82 : Dan kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
Bagi ABK, mendengarkan Al Quran adalah kebutuhan jiwa (ruhiyah) karena Qs Al Israa’ : 9 : Al Qur’an sebagai petunjuk. Lantunan Al Qur’an yang diperdengarkan menjadi jalan cahaya, membuka hati dan komunikasi dengan orang-orang sekitar. Alloh Subhana wa Ta’ala menciptakan pendengaran untuk mendengarkan hal-hal baik terutama perkataan baik.
Gelombang yang harmonis yang keluar dari lantunan ayat-ayat Al Qur’an mampu membuat detak jantung menjadi teratur, seluruh organ tubuh bekerja dengan baik, sel-sel baik dalam tubuh mampu bertarung mengalahkan sel-sel jahat sehingga mampu meningkatkan imunitas dan mengaktifkan sel-sel syaraf pada otak sehingga meningkatkan daya pikir. Al Qu’an adalah As Syifa Al Muthlaq (penyembuh mutlak).
Diperdengarkan di setiap waktunya menjadi kemudahan penanganan ABK. Qs Ar Ruum : 23 : Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dalam usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya yang demikian benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.
Maka bila merujuk pada tulisan diatas pendidikan Pesantren sesungguhnya merupakan tempat yang tepat untuk menangani problem ABK karena pendidikan Pesantren merupakan keterpaduan dalam IMTAQ dan IPTEK.
Sekolah/Lembaga Pendidikan Pesantren Terpadu memberikan solusi dalam menghindari dampak-dampak negatif di masa depan para ABK. Kehidupan sosial masyarakat yang belum bisa menerima secara utuh tidak akan membuat penyandang ABK dan keluarga menjadi takut bersosialisasi dengan baik karena pembentukan karakter dan pendidikan mengambil Al Qur’an sebagai pondasi.
Pendidikan Pesantren memperdengarkan di setiap sesi pembelajaran dengan basis Al Qur’an dan juga tentunya bagaimana menerapkan akhlak-akhlak yang diajarkan Rosullulloh Shollollohu ‘alaihi wassalam sehingga tidak berpotensi menjadi Penghafal Al Qur’an tetapi sekaligus memiliki akhlak yang mulia.
Dengan penanganan yang tepat sejak dini menyelamatkan anak juga dari perilaku tak terduga. Dari penelitian didapat banyak seorang sociopath/phsychopath ternyata ABK yang tidak tersentuh penanganan sejak dini.
Oleh: Ratna Maya
Semoga lembaga pesantren ini menjadi lembaga yang mampu memberi fasilitas bagi santri” ABK
Barokallah fiikum ma’had ulul abshor semoga tambah suksss selalu 🤗
SubhanaAllah…takdir Allah selalu menciptakan yg terbaik walaupun dimata manusia cacat…Allahu A’lam
3 Comments